IKHTIARNUSANTARA.COM, BURANGA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buton Utara (Butur) melakukan respon cepat terhadap penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Berbagai langkah pencegahan dilakukan untuk menekan lonjakan kasus.
Pada awal tahun 2024, wabah yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini mengalami peningkatan. Hingga akhir bulan Januari, Dinkes Butur mencatat pasien yang dirawat telah mencapai 29 kasus.
Kasus yang ditemukan tersebar di beberapa titik. Adapun sebarannya, masing-masing, Kecamatan Kulisusu sebanyak 12 orang; Kecamatan Kulisusu Utara 2 orang; kemudian Kecamatan Wakorumba sebanyak 15 orang. “Kasus DBD tersebut didominasi oleh anak-anak,” ungkap Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Butur, Achmad Jaelani.
Untuk menekan penyebaran kasus DBD, Dinkes Butur juga telah melakukan berbagai langkah pencegahan. Dinkes Butur secara intens melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat, termasuk pembagian bubuk abate melalui puskesmas.
Penaburan bubuk abate bertujuan untuk membunuh larva nyamuk serta mencegah perkembangbiakan menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa inilah yang nantinya berpotensi menjadi pelaku utama tersebarnya penyakit DBD. Bagi masyarakat yang belum kebagian dan ingin mengambil Abate, dapat menghubungi pihak Puskesmas terdekat.
Selain itu pengendalian kasus juga dilakukan dengan melaksanakan fogging atau pengasapan di beberapa tempat yang terdapat kasus DBD. Tujuannya untuk mengentaskan nyamuk dewasa penyebab DBD atau memutus penularan kasus di suatu wilayah.
Dijelaskan pula, pencegahan penyebaran penyakit DBD tentu membutuhkan peran aktif dan kerja sama semua pihak. Mulai dari dinas kesehatan, puskesmas, pemerintah desa/kelurahan dan hingga masyarakat.
Sementara itu, Aynal Mardiyah, Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Bidang Kesmas Dinkes Butur mengimbau masyarakat agar lebih waspada. Jika ada warga atau anggota keluarga yang mengalami gejala, agar segera dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit (RS). Dengan begitu, pasien dapat segera tertangani. “Jangan menunggu penderita lemas. Biasanya fase kritis terjadi pada hari keempat, ditandai suhu tubuh naik lalu turun seketika,” ungkapnya.
Beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit DBD, di antaranya melakukan gerakan pola 3M plus (menguras, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas). Plus memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, periksa tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang sudah dikuras, menanam tanaman pengusir nyamuk, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
Untuk diketahui, dari semua kasus DBD yang ditemukan di Butur, sejauh ini semua pasien dinyatakan sembuh. (Adv)